Belum ada dua puluh empat jam rasanya aku bersemangat begitu menggebu. Pukul empat sore, saat aku tengah istirahat santai, berusaha untuk tidur saja, seorang ibu dan dua orang anaknya datang, ia mengetahui aku hendak mengadakan bimbel untuk baca tulis bagi anaknya, dan ia bersemangat untuk mendaftarkan anaknya. Akupun begitu antusias, setelah perjanjian jam belajar, kapan. berapa lama, berapa harga yang harus dibayar, mereka pulang, dan aku dengan antusias yang begitu menggebu, karena bibikku menyuruhku untuk menata tempat untuk dijadikan tempat les agar nyaman, aku segera melakukannya. Dalam rentang waktu kurang lebih dua jam, aku merapikan tempat ruang menonton TV untuk tempat belajar, mulai memindahkan meja yang gak perlu, menyapukan debu, mengelap kaca jendela yang ditumpuki debu hingga seperti kapas, membuka jendela yang sudah berkarat karena tak pernah dibuka. Aku memvisualisasikan agar nanti tempatnya nyaman, bersih, gak pengap apalagi kepanasan, udara segar biar bisa masuk. Lalu mengepel laintai agar lebih bersih, meletakan barang-barang yang gak perlu di tempat lain, agar tempat untuk mereka belajar lebih luas, meski sebenarnya kecil tempatnya. Semenggebu itu, aku berpikir ini dan itu, mengerjakan yang bisa dilakukan, semua bersih pukul 7 malam. Tinggal aku yang belum bersih, hehe gumamku, luluran habis itu kerasa mandi, dan take a rest, capek juga ya tapi lumayan senang.
Pagi udah datang, aku bangun jam setengah tujuh, gak biasanya. Biasanya aku bangun pukul setengah enam. Kali ini meski tak terkantuk, tapi semua terbalik, semangatku yang belum dua puluh empat jam berlalu atau terlewati sudah mengembun begitu saja. Kini saat aku mengetik bahkan, aku merasa lelah, capek, tak berdaya, pupus, kehilangan gairah, bahkan orang yang tiap kali selalu mengatakan selamat pagi terasa hambar di baca sekarang, bahkan aku gak bersemangat untuk makan, apalagi minum, aku gak bersemangat ngapa-ngapain, lihat sekarang sudah pukul sembilan. Aku lelah, aku lelah, aku lelah Hyang Kuasa. Entah kenapa, apa aku terlalu cemas bisakah aku nanti?. Materi bahkan belum aku cari, karena lelah dan malas. Bukan malas sih, selebihnya ga ada yang buat aku tertarik. Gak ada yang buat aku tertarik untuk melakukannya. Sama sekali gak ada, aku duduk di depan PC sekarang, gak ada komunikasi sama siapapun yang membuatku tertarik karena yah hanya ini tiap hari. Tiap hari kayak gini, baru kemarin disini, baru kemarin disini, sekarang disini lagi, lagi lagi, aku muak juga. :( T_T maaf bukannya tak bersyukur
Aku lagi menggambarkan diriku sekarang ada di luar, pantai yang sejuk mengenakan dress, topi stylish, tas rotan, eye glasses, sanblok biar kulit gak gosong, duduk di tepian pantai melihat ombak yang sibuk datang dan pergi, meratapi hari, melamun, berlarian kecil di tepian pantai hingga kaki terciprat ombak yang nakal. Bersender di bawah pohon kelapa, sembari mendongak ke atas, was-was kalau dahannya atau buahnya ada yang sudah tua. Hingga pukul jam 10 saja cukup, lebih dari cukup malah.
Bertemu bertemu angin, yang memahamiku melebihi pasir, bertemu kerang yang tak ayal membuatku iri kenapa kamu secantik ini, indah. Untuk orang yang terlihat menyebalkan di mataku, sampai apapun yang kamu lakukan membuat aku merasa kesal, aku minta maaf, meski aku tahu kamu gak akan pernah membaca ini. Sebenarnya aku tengah kehilangan akan diriku, sehingga aku berusaha menyalahkan kamu. Aku belum mencintai diriku yang gak bersemangat ini, sehingga posesif sekali terhadap apa yang kamu lakukan. Aku kekanak-kanakan. Mau ke psikolog namun uang belum cukup, healingku belum tersembuhkan dengan baik, masih posesif, berpikir enggak gini enggak gitu, yang sekarang membuat aku capek, lelah, aku lelah akan diriku yang posesif, aku lelah akan diriku yang lelah namun tetap lelah ini. Aku lelah hanya untuk tidur saja,....
Help, aku dimana, akan kemana, pikiranku rumit, hatiku ruwet, imajinasiku berlarian, hatiku tak karuan, tapi tadi ku katakan hatiku ruwet kan,sekarang tak karuan, atau dua-duanya. I wanna feel free tapi tersekat dan disekap oleh diri sendiri. Aku ingin percaya, tapi dihantui oleh halusinasi dan bayangan sendiri. Aku ingin bersemangat, namun dilenyapkan oleh energi yang pergi enyah kemana. Kepalaku penuh, isinya kamu, namun keposesifan.
Comments
Post a Comment