Hai Devi waktu kecil, perasaanku seperti dejavu mengingat ketika hujan ini.
Kau dulu waktu kecil ketika hujan turun dengan lebatnya sangat tergiur ingin bermain bersama rintik hujan bukan?
Kamu tahu Ibu akan melarang gadis kecilnya bermain hujan karena bisa jatuh sakit.
Namun kamu selalu ada ide,
Kamu ambil payung, lalu dengan senyum mungil dan memelas, saat itu kamu pinta ke Ibumu
"Bu, boleh ya? ke halaman main hujan, pakai payung kok"
Bagaimana seorang Ibu, iya mengiyakan karena kamu merengek sedari tadinya. Mungkin baginya tak apalah asal payung telah melindungimu.
Girangnya kamu berlarian kecil dengan sandal mungil bersama payung yang erat kamu genggam, ke halaman.
Aku juga heran, kenapa payung yang menopangku dari hujan bisa tak tembus oleh air? ini terbuat dari apa ya, kenapa bisa. Aku colek bagian atasnya dari dalam, berharap payungku akan meneteskan air hujan. Namun ternyata ia tetap kering, meski agak terasa lembab. Aku dengar tok tok tok, hujan dari dalam payung. Jika ini kena kepala apa sakit ya?
Aku Membiarkan kaki terciprat air hujan, membiarkan beberapa helai rambut yang tak tertopang payung terkena air walau sedikit.
Tubuhmu yang mungil dengan payung ukuran orang dewasa seharusnya tak membuat rambutmu barang sehelai basah bukan?
Hayo lalu kenapa bisa basah kena hujan juga?
Ternyata, kamu diam-diam tanpa sepengetahuan Ibumu, sengaja menghempaskan payung sedikit, untuk merasakan bagaimana rintik hujan jatuh membasahimu. Hey, ibumu melarang! tapi aku ingin tahu, bagaimana rasanya.
Lalu tanganmu serta jemari-jemarimu yang mungil, sedikit nakal. Kamu ulurkan lalu tengadahkan tangan untuk menatak rintikan hujan dibawah genteng rumah. Kata Ayah ini bisa membuatku demam, karena bermain hujan. Tapi aku ingin tahu, bagaimana air hujan ketika aku tatak di tanganku, apakah hujan itu airnya murni? atau ada pasir di dalamnya. Pikirku.
Setelah kamu tahu jawabannya, kalau air hujan dari genting ternyata ada pasirnya, kamu enggan untuk menyebut bahwa air hujan murni. Kamu belum tahu, kalau genting itu sebelum hujan datang kan memang kotor oleh debu dan lain sebagainya. :D
Bosan dengan itu, ternyata di permukaan tanah ada sesuatu hal yang kecil yang menarik perhatianmu Dev. Apa itu? ternyata Cacing tanah.
Lucu, gumam kamu dalam hati. Dan sekali lagi kamu tahu, jika kamu mengambil cacing itu tentu ibu marah, katanya jorok, kamu bisa diare.
Namun sekali lagi, aku ingin Tahu.
Ia menggeliat bersama hujan, entah datang dari mana dan hendak kemana. "Dia lucu Ibu", gumamku dalam hati. "Boleh aku ambil ya?" :D
Yah tentu saja, aku ambil, aku penasaran setengah mati. Ternyata Ia elastis yah, dapat memanjang sangat panjang melebihi saat ditanah waktu aku tarik. Maaf jahil memang.
Lalu aku penasaran, kenapa di dalam tubuh cacing seperti ada warna cokelat? Apa dia memakan tanah? Ah entahlah, lalu aku taruh kembali ia ke tanah yang masih digenang deras air hujan. Jujur aku ingin mengetahuinya, tapi itu artinya aku akan membunuh si cacing :(.
"Lucu yah", ternyata dia lucu jika dibiarkan di genangan air seperti ini. Eh ada yang berusaha naik ke lantai" lalu sergap aku ambil. Aku apakan? Kasih ibu mungkin ide yang konyol ya?
Ia aku perlihatkan ke Ibu, lalu Ibu marah. Dan aku ia suruh untuk berhenti bermain hujan.
Setelah tiga hariannya, aku demam.
Orang tua ku khawatir sekaligus memarahiku, memahari atas kenakalanku bermain hujan. Namun, sama sekali aku tak menyesal.
Karena apa, karena aku ingin tahu. :)
Hai kali ini aku telah berumur 22Tahun akan 23 tahun malahan, namun tak bermain hujan lagi, malah menghindari yang namanya hujan. Mantel rela aku bawa kemana-mana dalam jok motorku, atau aku rela berlari lari untuk berteduh, aku malah berusaha menghindarinya, tak berusaha untuk ingin tahu dan mencarinya lagi.
Hujan
Kamu tetap terbaik, untuk masa kecilku bahkan sampai sekarang. Karena Hujan juga secara tidak langsung aku merasakan kebanjiran, Desember 2017.
Karena hujan, aku merasakan berteduh bersama kekasih hati
Karena hujan, aku merasa rindu. Aku tahu setelah dewasa konotasi hujan tak lagi tentang main rintik hujan, bermain genangan air.
Ini lebih ke tentang, Kenangan.
Selamat bernostalgia atas kenangan-kenangan lama saat hujan tiba :)
Dari aku Devi,
Comments
Post a Comment