~ Melaju Sepulang kerja letih panas terik menyekit, rok span terasa begitu sesak ditambah kerongkongan yang menjerit kehausan, mengendarai motor Bebek pemberian ayahnya Evi tiba di depan gerbang, dan belum apa-apa segera turun menuju ruang dapur dan mengambil sebotol air mineral dingin didalam freezer. "glek..glek...glek" duhhh leganya. kring.... hape android Samsungnya berbunyi "Haloo Traa, ada apa ?" sahut putri sambil menjepit ponsel ditelinganya dengan lenggannya, karena kedua jemarinya tengah mencari charger di dalam tas kerjanya. "Ke Kuta mau?" sahut Putra dengan suara lembutnya. Dia laki-laki yang polos yang pernah Evi temui. " Sekarang ? " Respon Evi terkejut, karena dia bukan seseorang yang suka tiba-tiba tanpa rencana. " Iya, km free kan? ini Sabtu jadi refreshing lah dari penatnya urusan kantor kamu itu " Putra meledek, karena sebelumnya Evi sempat cerita ke Putra kalau seminggu ini Evi pusing dengan urusan BPK yang menany
"Kazekaya Kun...." Panggilku sambil menatap sosok pria berambut lurus hitam, kulit putih bersih dengan kedua tangannya yang sibuk menganyam helaian rangkaian daun. "Emm" dia menoleh ke arahku meski tangannya masih sibuk menganyam dan merangkai helaian daun itu. "Aku akan bersamamu, aku memilih bersamamu" jawab ku tegas, sambil berlari ke arahnya dan menempatkan wajahku tepat di depan wajahnya. Orang-orang disekeliling seketika diam menyaksikan kami, karena pernyataan Ara chan begitu keras hingga membuat orang sekitar menoleh Sore itu kazekaya Kun dan Ara chan berjalan di sekitar kompleks perspektur di daerah Yokohama, dekat dengan tempat tinggal kazekaya Kun "Tadi kau makan banyak sekali" seru kazekaya Kun "Um.. dan itu ramen terenak yang pernah aku makan". Jawab antusias menceritakan dan membayangkan kembali bagaimana ramen itu Ara Chan makan dengan nikmat. Tangan Ara disambut oleh tangan kazekaya Kun, digenggam kemudian mere